SALAH PAHAM
Para Tokoh dan Wataknya
Novi : Suka marah, mudah tersinggung, suka
menuduh sembarangan. Akan tetapi, ia
sangat patuh dengan Bu guru.
Bu
Lisa : Wali kelas. Beliau
sangat di hormati dan di sayangi murid-muridnya, lembut dan sabar.
Devi : Ketua kelas. Ia penyabar,
suka menolong, dan cerdas.
Arfiani : Pendiam dan pemalu. Ia rendah
dirikarna orang tuanya tidak mampu.
Pagi itu, anak-anak selesai
olahraga. Mereka pergi ke kantin untuk jajan.
Novi : ( menunjuk Arfiani dengan
sinis ) Tuh, lihat!Dia bisa jajan? Uang dari mana? Devi : ( berkata dengan suara lembut ) Mungkin di
kasih oleh orang tuanya.
Novi : ( memegang pinggang ) Mana
mungkin, Ayahnya kan miskin!
Devi : ( menenangkan novi ) Jangan
suka menghina. Dia, kan, temen kita juga.
Novi : (berkata dengan suara keras ) Saya
tidak suka teman yang penakut dan lemah!
Pada saat jam istirahat, Novi
memanggil Arfiani.
Novi : ( mengancam ) Kembalikan
uang yang kamu curi, jika tdk kamu akan merasakan akibatnya.
Arfiani : ( menatap Novi ) Saya mencuri?
Jangan menuduh sembarangan. Mana buktinya?
Novi : ( membentak ) Jangan banyak alasan. Pantas saja
kamu bisa jajan! Dasar gembel! Maling!
Arfiani : ( menghampiri Novi ) saya memang
miskin, tetapi saya punya harga diri.
Novi : ( sambil menarik Arfiani ) Ayo, kamu harus
mengakui di depan teman-teman! Uangku di tas hilang.
Suasana kelas menjadi gaduh, ketika
keduanya sedang bertengkar.
Novi : ( membentak ) Dasar maling,
tidak tahu malu!
Arfiani : ( menunjuk Novi ) Mana buktinya?
Jangan menuduh sembarangan!
Devi : ( memisahkan Novi dan Arfiani ) Sudahlah jangan
bertengkar, damai saja! Masa sesama teman bertengkar!
Bu Lisa : ( masuk ke dalam kelas ) kenapa
kalian ribut?
Novi
: ( menunjuk arfiani ) Arfiani
mencuri uang saya, Bu.
Bu
Lisa : ( memisahkan Novi dan
Arfiani ) Novi, jangan menuduh sembarangan!
Novi
: Betul, Bu. Tadi Arfiani
jajan banyak, Bu!
Arfiani : Tidak, Bu. Saya tidak mencuri.
Bu
Lisa : ( menatap Arfiani )
Kamu di beri uang oleh siapa?
Arfiani
: Paman, Bu.
Kemarin ia datang. Saya juga di belikan pakaian.
Bu Lisa : kamu tidak boleh begitu, Novi!
Coba, ingat-ingat! Mungkin kamu lupa menyimpannya!
Setelah kejadian itu, Novi sangat
malu kepada teman-temannya. Ia sering tampak murung. Ia sangat sedih, kecewa,
dan kesal.
Devi : ( kata-katanya lembut, menghibur ) Kenapa sedih,
Ar? Sudahlah, Tuhan Mahatahu. Aku percaya kamu tdk bersalah.
Arfiani : Terimah kasih, ya Devi. Kamu baik
sekali.
Ternyata, Novi menemukan uang yang
di kiranya hilangdi rumahnya. Ia merasa tidak enak dengan Arfiani. Ia mengadu
kepada Bu Lisa.
Novi : ( menunduk ) Bu, saya mohon maaf! Saya salah,
Bu. Saya menyesal karena telah menuduh Arfiani.
Bu Lisa : ( memegang pundak Novi )
Alhamdulillah ! Ibu senang akhirnya kamu sadar juga. Tetapi ingat, jangan kamu ulangi
lagi. Ibu memafkan mu. Kamu harus minta maaf kepada Arfiani, di hadapan
teman-temanmu. Katakan bahwa kamulah yang bersalah!
Novi : (Novi menghampiri Arfianidan mengulurkan
tangannya ) Maafkan saya, Arfiani! Saya menyesal telah menyakiti hatimu! Saya
khilaf.
Arfiani : Sama-Sama, Novi.(Keduanya
Saling berjabat tangan).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan