Jumaat, 9 Mei 2014

Sejarah batu meringkik di watang bacukiki



Sejarah Batu Meringkik di Watang Bacukiki
Bila berkunjung di Kelurahan Watang Bacukiki, maka kita akan menemui sebuah batu besar  yang menyerupai kuda meringkik. Batu ini dianggap keramat bagi penduduk warga sekitar, bahkan menjadikannya sebagai simbol dan penamaan wilayah. Bacukiki berasal dari kosa kata Bugis “ Batukiki” yang berarti batu meringkik.

Para pengunjung  yang hendak memasuki perkampungan Watang Bacukiki seolah sudah merasakan hawa mistis  kampung tersebut. Saat memasuki perkampungan ini, dapat dijumpai  sebuah batu besar berukuran tinggi, kurang lebih delapan meter dan lebarnya mencapai 10 meter. Batu tersebut berada tepat di jalan masuk kampung dan membedah jalan.

Dari keterangan penduduk setempat, batu tersebut berasal dari atas bukit Bacukiki. Konon ceritanya, batu ini berpindah sendiri dari tempat asalnya. Hingga sekarang ini, batu besar tersebut diyakini sebagai  batu keramat. Karena tak jarang baik penduduk setempat dan penduduk luar daerah Parepare memberikan sesajen. Namun tidak diketahui pasti  hari pemberian sesajen itu.
“ Pemberian sesajen itu itu tidak menentu, biasanya mereka datang kalau mendapat mimpi buruk atau baik. Pemberian sesajen ini dipercayai akan membawa keberuntungan seperti mendapatkan keberhasilan usaha dan mendapatkan keselamatan” ujar Ambo Mapitang, salah seorang penduduk setempat.

Menurut cerita penduduk sekitar Watang Baukiki, batu ini seringkali terdengar meringkik seperti ringkikan suara kuda. Dimana ringkikan suara kuda itu konon menandakan datangnya musibah. Salah satu musibah yang diyakini yakni adanya kematian di kalangan istana, wabah penyakit menyerang kampung, dan adanya musibah lain seperti kebakaran.

Sementara itu, salah seorang warga, Muh Bangga (54), mengaku sering melakukan ritual di batu tersebut dan ia melakukannya  karena mimpi. Dalam mimpinya meminta melakukan ritual keberhasilan panen petani setempat. Selain itu,pihaknya sering membawakan  sesajen di batu keramat itu untuk meminta keselamatan dan rezeki.

Bukan hanya warga setempat yang biasa melakukan ritual sesajen di batu keramat itu. Akan tetapi, banyak dari warga dari luar yang datang melakukan ritual dengan berbagai macam permintaan  yang mereka minta. Kini masyarakat setempat berharap batu tersebut tidak mengeluarkan suara seperti ringkikan kuda. Jika itu terjadi, penduduk desa ini khawatir akan terjadi musibah lagi.

Saat ini Kelurahan Watang Bacukiki menjadi tempat objek wisata karena daerah ini telah ditetapkan sebagai desa wisata oleh Pemkot Parepare.Beberapa sisa peniggalan kerajaan disimpan di Museum Labangengnge.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan